My Married Life part 4

My Married Life (Part 4)

 my-married-life

Title : My Married Life

Author : LinaElf144

Cast :

  • Cho Kyuhyun
  • Park Jiyeon (Cho Jiyeon)

Other Cast :

  • Lee Donghae
  • Kwon Nara

Genre : Angts , little NC , married life, temukan sendiri.

Disclamire : terima kasih sebelumnya buat readers yang udah mau baca ff abstrak ini. Terima kasih juga udah mau mengunjungi wordpress aku. Kamsahamnida.

Aku akan mengingatkan jika dipart ini bakal ada NC-nya jadi yang belum berumur 17+ mohon jangan dibaca ya. Sebenarnya itu hak kalian buat baca, yang penting aku udah negingetin aja. Gomawo.

SELAMAT MEMBACA

Hari telah berganti, siang berganti malam begitu pula matahari yang telah bersembunyi dibelahan bumi yang lain bergantikan dengan bulan yang bersinar tak kalah terang dari sang surya. Malam ini disebuah kamar dikediaman keluarga Cho terbaring dua insan yang baru 2 hari ini tidur bersama. Kyuhyun mencoba memejamkan matanya namun gagal, kata-kata Jiyeon tadi pagi membuatnya melayang hingga saat ini. Lain Kyuhyun lain pula Jiyeon, gadis itu tidur dengan posisi membelakangi Kyuhyun, menghindari pertanyaan yang mungkin akan Kyuhyun lontarkan jika mereka tidur saling berhadapan.

“Jiyeon-ah.” Kyuhyun tahu jika Jiyeon belum tertidur, ia yakin jika Jiyeon juga merasakan apa yang ia rasakan. Jadi tidak salah kan jika mereka berbincang sebelum benar-benar terlelap.

“Eumm..” Jiyeon menengokkan kepalanya kebelakang tanpa membalik tubuhnya. Dapat ia lihat Kyuhyun yang berbaring dengan posisi terlentang dengan pandangan yang mengarah kelangit-langit. Lelaki itu nampak berpikir. Kyuhyun berpikir tentang topik apa yang pas untuk membuat perbincangan mereka menarik. Tidak mungkin ia menggunakan kejadian tadi pagi sebagai topik pembicaraan, belum mulai pun Kyuhyun yakin jika itu tidak akan berlanjut. Terlalu lama berpikir membuat Jiyeon berpikir jika Kyuhyun hanya ingin mengeceknya saja, apa ia sudah tidur atau belum.

“Kyuhyun-ssi..ah mian, maksudku Kyuhyun oppa. Kau pasti tidak nyaman dengan kejadian di mobil tadi pagi. Mianhae, bukan maksudku untuk membuat hubungan kita menjadi canggung seerti ini.” Jiyeon memutuskan untuk membalik tubuhnya menghadap kearah Kyuhyun yang hanya menolehkan kepalanya kearah Jiyeon saat mendengar argument yang Jiyeon katakan.

“Gwenchana Yeon-ah, aku tidak masalah kau mengucapkan ‘saranghae’ padaku setiap hari, setiap saat, setiap detik aku akan selalu membalasnya ‘Nado saranghae’. Sungguh itu bukan masalah, hanya saja aku merasa semakin canggung jika kita hanya saling diam seperti ini. Akan lebih baik jika kita mulai saling terbuka satu sama lain dan lebih sering berinteraksi. Otte ?” Kyuhyun memiringkan tubuhnya hingga kini mereka saling berhadapan. Kurasa ini saat yang tepat bagi Kyuhyun untuk lebih mendekati Jiyeon karena ia tahu jika Jiyeon adalah tipikal gadis yang pemalu. Jadi akan sulit jika ia mengandalkan Jiyeon untuk menjadi tokoh utama.

Jiyeon tidak menyangka jika Kyuhyun akan secepat ini terbuka padanya. Bukankah itu berarti Kyuhyun sudah mempercayainya, dan yang harus Jiyeon lakukan saat ini adalah juga mempercayai Kyuhyun seperti yang suaminya itu lakukan. Dengan mantap Jiyeon menganggukkan kepalanya, menerima tawaran Kyuhyun untuk saling terbuka dan lebih sering berinteraksi. Kurasa tidak sulit.

Melihat respon Jiyeon yang sesuai harapan membuat Kyuhyun yakin jika semua tidak akan sesulit yang ia bayangkan sebelumnya. Kyuhyun menarik Jiyeon kedalam pelukannya, menenggelamkan kepala sang istri didada bidangnya yang hangat membuat Jiyeon dapat mendengar dengan jelas suara detak jantung Kyuhyun. Jiyeon mengangkat kepalanya dari dada Kyuhyun, mendongak menatap Kyuhyun yang juga tengah menatap heran padanya.

“Wae ?” Kyuhyun bertanya pada Jiyeon kenapa melepaskan pelukannya, apa Jiyeon tidak suka jika dipeluk ?. Mengerti dengan wajah kebingungan Kyuhyun, membuat Jiyeon tersenyum kearahnya dan itu justru semakin membuat Kyuhyun bingung. ‘Mungkinkah Jiyeon depresi karena perlakuanku yang tiba-tiba berubah. Andwae’.

“Apa oppa tidak ingin mendengar ceritaku. Oppa bilang kita harus saling terbuka, sebelum malam bertambah larut aku akan menceritakan kisah yang paling berkesan sepanjang hidupku. Itupun jika oppa mau.” Kyuhyun tersenyum tulus dan lembut melihat tingkah Jiyeon yang ada dipelukannya yang membuatnya terlihat semakin menggemaskan. Kyuhyun berpikir tidak ada salahnya, lagi pula ia juga penasaran dengan masa lalu Jiyeon dan bagaimana ia bisa kenal dengan Donghae dimasa lalu.

“Baiklah, ceritakan kisahmu dan besok akan kuceritakan kisahku.” Jiyeon mengambil posisi senyaman mungkin disamping Kyuhyun untuk memulai bercerita. Jiyeon mulai bercerita tentang kenangan pertamanya saat masih berumur 10 tahun, kemudian dilanjut dengan kenangan kedua saat ia berumur 12 tahun dan seterusnya. Sekalipun Kyuhyun tidak mengalihkan pandangannya dari wajah Jiyeon, barang berkedip pun ia rasa tak rela jika sampai melewatkan senyuman Jiyeon. Gadis itu selalu tersenyum saat bercerita, senyuman tulus tanpa ada kesan rekayasa yang membuat kadar kecantikannya bertambah berkali-kali lipat. Hingga dicerita terakhir tentang kenangannya saat duduk dibangku Senior High School senyumannya mulai pudar karena mengantuk. Posisi Jiyeon yang bercerita sambil berbaring membuatnya dengan mudah jatuh kealam mimpi tepat dicerita terakhirnya. Cerita tentang dirinya dan Donghae dulu. Kyuhyun menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka dan ikut memejamkan matanya bergabung bersama Jiyeon kedunia mimpi.

∞ My Married Life ∞

Pagi telah tiba, kesibukan pun terlihat di kediaman Keluarga Cho , beberapa pelayan sedang melakukan tugas rutin mereka menyiapkan sarapan pagi untuk seluruh penghuni rumah. Keributan yang terjadi didapur sangat berbeda dengan yang terjadi dikamar Kyuhyun pagi ini. Surya sudah menampakkan wujudnya sejak 1 jam yang lalu namun tetap tidak berpengaruh pada sepasang suami-istri yang masih bergelut dengan selimutnya.

TOK..TOK..TOK

 

“Kyuhyun-Jiyeon ireona..” Kyuhyun terlihat mengerjapkan matanya mendengar panggilan sang eomma dari luar kamarnya. Merengganggkan otot-ototnya yang terasa kaku, melirik kearah jam digital diatas nakas. 07.10 KST.

“Nde eomma. Aku sudah bangun.” Kyuhyun mengalihkan pandangannya kesamping, menemukan Jiyeon yang masih terjebak dialam mimpi. Jiyeon terlihat damai dalam tidurnya, ‘Apa ia sedang memimpikanku ?’. Melihat itu, membuat Kyuhyn mengurungkan niatnya untuk membangunkan Jiyeon. Biarlah Jiyeon tidak masuk kerja hari ini, bukankah kondisinya belum sehat betul. Urusan Donghae biar Kyuhyun yang atur.

20 menit kemudian Kyuhyun menapakkan kakinya menuruni tangga menuju ruang makan untuk sarapan. Dengan balutan kemeja navy senada dengan celana kain yang ia kenakan membuatnya nampak tampan pagi ini. Bukankah Kyuhyun selalu terlihat tampan mengenakan apapun.

Ada satu yang membuatnya berbeda dua hari ini. Tidak ada lagi sosok Cho Kyuhyun yang dingin, cuek, dan bermata tajam saat ini hanya ada Kyuhyun yang selalu mengumbar senyum dan itu benar-benar membuat kharismanya bertambah berkali-kali lipat. Nyonya Cho Hana yang sibuk menata makanan dimeja makan melemparkan senyum melihat Kyuhyun turun dari tangga dan berjalan mendekat kearahnya. Memberi satu pelukan dan kecupan dipipi kanan eomma tersayang.

“Kau sendirian, lalu dimana Jiyeon..?”

“Dia masih tidur. Aku tidak tega membangunkannya, semalam ia bercerita banyak tentang masa lalunya.” Kyuhyun menerawang saat-saat ia dan Jiyeon berbagi cerita semalam, tepatnya ia hanya berperan sebagai pendengar. Dan jika nanti malam ia tidak lembur, maka malam ini adalah jadwalnya untuk berbagi cerita dengan Jiyeon. Nyonya Cho tidak henti-hentinya mengumbar senyum untuk putra semata wayangnya ini dan juga menantunya. Nyonya Cho akan selalu senang melihat Kyuhyun dan Jiyeon bersama, dan sebagai orang tua yang telah menikahkan anaknya bukankah wajar jika ia menginginkan cucu dari Kyuhyun dan Jiyeon. Dan ia rasa inilah saat yang tepat untuk mengungkapkan keinginannya ini pada Kyuhyun.

“Bersikaplah baik padanya. Jangan pernah membuatnya menangis Kyu. Dia wanita yang ditakdirkan Tuhan untukmu, menjadi istri dan juga anak-anakmu kelak.”

“Itu pasti eomma. Lalu dimana appa ?. Dari tadi aku tidak melihatnya ?”

“Pagi-pagi sekali appa-mu berangkat ke Hongkong untuk mengurus cabang perusahaan disana.”

“Kenapa tidak aku saja yang pergi. Appa terlalu bersemangat dengan pekerjaanya sampai-sampai menangani semuanya sendiri.”

“Kyuhyun-ah…” Kyuhyun mengentikan gerutuannya saat mendengar suara lirih dari sang eomma. Ada apa, apa Kyuhyun salah jika ia ingin ayahnya istirahat dan membiarkannya mengurus perusahaan mengingat kesehatan Tuan Cho yang akhir-akhir ini sering drop.

“Appa dan eomma sudah membicarakan ini sejak seminggu yang lalu. Kami juga sudah bicar dengan orang tua Jiyeon.” Kyuhyun mengerutkan keningnya mendengar penuturan sang eomma yang terkesan berbelit-belit.

“Maksud eomma ?” Nyonya Cho menatap tepat dimanik mata Kyuhyun, berharap semoga Kyuhyun mau mengabulkan permintaan kedua orang tua beserta mertuanya ini. Kerutan di dahi Kyuhyun semakin bertambah melihat tingkah eommanya saat ini. Tinggal selama hampir 20 tahun dengan eommanya membuatnya tahu jika ekspresi itu akan muncul setiap eommanya punya keinginan. Terakhir ia melihat ekspresi seperti ini saat eomma memintanya untuk menikah dengan Jiyeon. Sekarang apa lagi.

“Kalian sudah menikah lebih dari satu bulan tapi kapan kalian akan memberi kami seorang cucu ?”

DEG

 

Kyuhyun yang semula terlihat tenang berubah tegang. Anak ?, tidak pernah sekalipun terpikir olehnya kehadiran seorang malikat kecil diantara nya dan Jiyeon. Mendengar permintaan Nyonya Cho membuat Kyuhyun juga menginginkan kehadiran buah hati mereka. Membayangkan betapa lucu dan menggemaskan anak mereka nantinya dan bukankah Kyuhyun belum melakukan ritual malam pertama dengan Jiyeon. Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk mereka.

“Baiklah eomma, akan aku usahakan nanti.” Kyuhyun melempar senyum yang bahkan lebih mirip seringaian kearah eommanya. Membayangkan apa yang akan ia lakukan nanti malam membuat jiwa evilnya bangkit dari tidur (?). Heehhh, bahkan pagi ini ia berpikir untuk tidak bekerja mengingat Jiyeon masih tertidur dikamar. Kesempatan bagus untuknya.

“Apa yang sedang kalian bicarakan. Serius sekali.” Kyuhyun dan Nyonya Cho menolehkan kepala kesumber suara dari arah tangga. Jiyeon dengan balutan kemeja cream dipadupadankan dengan celana jeans keluaran terbaru dan sepatu sneakers sebagai pelengkap. Dengan rambut yang dibiarkan tergerai dan masih agak basah membuatnya terlihat mempesona dan…. errr sexy dimata Kyuhyun. Obrolan tentang anak sebelumnya telah berhasil meracuni otaknya. Jiyeon berjalan mendekat kearah Kyuhyun dan Nyonya Cho berdiri.

“Ahh Jiyeon, kebetulan kau ada disini. Kami sedang membicarakan tentang a-” Kyuhyun yang sebelumnya terpaku pada pesona Jiyeon buru-buru sadar mendengar suara Nyonya Cho. ‘Tidak, eomma tidak boleh memberitahu Jiyeon. Kami baru saja terlepas dari rasa canggung, jangan sampai canggung terkutuk itu kembali hadir diantara kami.’

 

“Kau sudah bangun ?.” Jiyeon yang semula terfokus pada Nyonya Cho kini beralih pada Kyuhyun.

“Emm. Kenapa tidak membangunkanku ?”

“Mian chagi, kau tidur teerlalu lelap tadi jadi aku tidak tega untuk membangunkanmu.” Jiyeon merasa wajahnya memanas, ia menundukkan kepala untuk menyembunyikan rona merah diwajahnya. ‘Mwoya ige ?. Aku baru saja selesai mandi dan ini masih terlalu pagi, tapi kenapa wajahku terasa panas ?’. Kyuhyun yang melihat pipi Jiyeon memerah hanya bisa tersenyum evil. Sepertinya menggoda Jiyeon menjadi salah satu hobbi barunya, Kyuhyun akan menemukan kesenangan sendiri saat melihat Jiyeon tersipu malu seperti saat ini.

“Sudahlah Kyu, berhenti menggoda Jiyeon. Cepat, makan sarapan kalian dan berangkat bekerja.” Kyuhyun mengerucutkan bibirnya mendengar penuturan Nyonya Cho barusan.

“Eomma mengusir kami. Eomma tidak ingat siapa yang menyuruh kami tinggal disini.”

“Aisshh bocah ini. Sudah cepat makan. Jiyeon, kau harus mengkonsumsi lebih banhyak sayur agar cepat pulih. Eomma sudah memasakan soup lobak untukmu.”

“Nde, kamsahamnida eommonim.” Jiyeon duduk disamping Kyuhyun yang lebih dulu menyantap sarapannya, roti dengan selai stroberry kesukaannya. Selalu seperti itu, menghindari yang namanya sayuran. Cara hidup yang buruk.

***

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Jiyeon sebagai seorang penulis. Hari dimana ia akan bertemu dengan perwakilan dari penerbit buku pertamanya. Ia kira perusahaan milik keluarga Lee yang ia naungi sekarang juga akan membantunya untuk menerbitkan buku yang ia tulis, tapi ternyata Lee Company hanya begerak dibidang jasa penulisnya saja dan membantu proses promote. Walaupun begitu Jiyeon tidak terlalu memepermasalahkan karena CEO nya adalah sahabatnya sendiri yang tidak akan pernah ia dapatkan diperusahaan manapun. Mana ada CEO yang setiap hari berbaik hati mentraktirnya makan siang, CEO mana yang mau melukai dirinya sendiri demi menyelamatkan orang lain. Bukankah Donghae adalah CEO yang spesial. Keundae…

“Dimana dia ?, tidak biasanya dia melwatkan jam untuk mengganggu pekerjaanku.” Jiyeon menolehkan kepalanya kekanan kemudian kekiri kearah ruang kerja Donghae. Sepi. Kemudian ia beralih ke jam tangan silver yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. ‘Sudah hampir jam makan siang, apa dia tidak masuk kerja hari ini’. Pertemuannya dengan perwakilan penerbit akan dimulai selesai jam makan siang nanti, kehadirana Donghae sangat ia butuhkan untuk memberi semangat. Tidak mungkin kan Jiyeon mengganggu Kyuhyun.

“Lee Hyukjae-ssi. Apa kau melihat presedir. Apa dia tidak masuk hari ini ?.” Jiyeon memutuskan untuk bertanya pada sekertaris Donghae yang kebetulan adalah sepupunya –Donghae-.

“Dia akan datang setelah jam makan siang nanti. Apa ada yang kau butuhkan ?”

“Anniya. Gomawo.” Jiyeon kembali kepekerjaanya, ia cukup tenang sekarang. Setidaknya Donghae akan datang kekantor, yang perlu ia lakukan hanya menunggu.

***

At Cafe, 11.45 KST

 

Dongahe dan Jiyeon sudah terlihat menempati salah satu meja, beruntung mereka datang lebih awal jika tidak mungkin mereka akan kehabisan meja tadi. Cafe yang sudah berdiri sejak 8 tahun yang lalu ini merupakan salah satu cafe yang menjadi tempat favorit Jiyeon dan Donghae dulu sepulang sekolah.

“Kau gugup ?” Donghae yang sejak tadi hanya bisa menatap Jiyeon yang terlihat gelisah disampingnya akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan argumentnya. Siapa tahu ia bisa membantu Jiyeon menghilangkan gelisahnya. Dan benar saja dugaannya, Jiyeon mengangguk setelah beberapa saat tidak merespon pertanyaannya. Donghae mengulurkan tangganya untuk menggenggam tangan Jiyeon yang gemetar diatas meja.

“Gwenchana. Kau hanya perlu tersenyum dan mensetujui apapun yang menurutmu menguntungkan. Aku akan menjadi juru bicaramu kali ini.” Jiyeon menatap Donghae yang tersenyum kearahnya. Gelisah yang menyelimuti hatinya perlahan berkurang mendengar ungkapan sukarela Donghae. Jiyeon membalas senyuman Donghae serambi menganggukkan kepalanya. Setidaknya ia bisa bernapas lega selama Donghae disampingnya.

“Annyeonghaseyo, maaf membuat kalian menunggu lama.” Baik Jiyeon maupun Donghae sama-sama mendongak kearah sumber suara.

“Gwenchana..” Donghae bangkit untuk menyalami orang yang ia dan Jiyeon tunggu sejak tadi, berbeda dengan Jiyeon yang terpaku dengan orang yang baru saja datang ini.

“Kau…”

∞ My Married Life ∞

Seoul, kota dengan seribu keindahan alam dan berjuta tempat yang sayang untuk dilewatkan apalagi saat malam tiba. Kerlap-kerlip lampu LED yang menghiasi pertokoan maupun pohon-pohon dipinggir jalan menambah kesan indah dan glamournya kota ini. Walaupun waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, namun tidak urung menyurutkan padatnya jalanan. Bukan hanya padat pejalan kaki namun juga kendaraan roda empat. Jika pagi mereka akan berangkat bekerja maka dimalam hari mereka akan melakukan perjalanan menuju rumah singgah masing-masing, salah satunya adalah Kyuhyun.

Kyuhyun nampak menikmati perjalanannya, berkendara dengan santai sambil sesekali bersiul mengikuti irama musik yang mengalun lewat radio mobilnya. Hari ini ia pulang lebih awal dari biasanya yang akan pulang saat waktu menunjukkan pukul 10 malam. Pikirannya selalu membayangkan Jiyeon dirumah, wajah istrinya yang memerah saat ia menggodanya dan suara itu. Oh…Kyuhyun bisa gila jika terus memikirkannya.

“Sedang apa dia sekarang ?. Apa dia sudah pulang ?.” Kyuhyun mengambil ponsel yang ia letakkan di dashboard mobil. Jari-jarinya dengan lincah menyentuh touch screen, mengetikkan beberapa kata yang akan ia kirimkan pada Jiyeon yang entah berada dimana sekarang. Kyuhyun berharap Jiyeon sudah berada dirumah sebelum ia sampai.

To : Nae Yeobbo

Kau dimana ?. Apa kau sudah pulang ?, aku dalam perjalanan pulang sekarang.

 

SEND

 

Kyuhyun kembali fokus pada jalanan didepannya sambil sesekali melirik kearah ponselnya menunggu balasan dari Jiyeon. Dan benar saja, tidak perlu menunggu dalam hitungan menit ponselnya bergetar menandakan jika ada pesan masuk disana. “Apa dia memang sedang menunggu pesanku. Cepat sekali membalasnya.”.

From : Nae Yeobbo

Aku sudah pulang sejak tadi. Berhati-hatilah, aku menunggumu didepan.

 

Kyuhyun tersenyum membaca pesan dari istrinya itu. “Dia menyuruhku berhati-hati tapi juga bilang jika menungguku didepan. Apa kau sudah sangat merindukanku Cho Jiyeon.” Kyuhyun menambah kecepatan laju mobilnya saat dirasa tinggal satu blok lagi ia akan sampai dirumahnya. Bukan hanya Jiyeon yang merindukannya, Kyuhyun pun juga sudah tidak sabar melihat senyuman istrinya itu.

***

Semakin larut udara dirasa semakin menyengat permukaa kulit, begitulah yang dirasakanJiyeon saat ini karena penghangat dikamar Kyuhyun rusak dan belum sempat dipebaiki. Jiyeon bersandar di headboard ranjang dengan novel ditangannya sambil menunggu Kyuhyun yang sedang mandi. Sudah 15 menit ia menunggu Kyuhyun dan belum ada tanda-tanda Kyuhyun akan keluar dari kamar mandi. ‘Apa dia tidak merasa kedinginan didalam’

Seakan Tuhan tahu jika Jiyeon sudah mulai bosan menunggu Kyuhyun karena ia benar-benar tidak sabar mendengar ceritanya, pintu kamar mandi terbuka dengan sosok yang ia nantikan sejak tadi keluar dari sana. Dengan rambut yang masih basah, Jiyeon seakan terhipnotis oleh pesona Kyuhyun. Bahkan itu hanya gerakan Kyuhyun yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk, tapi entah kenapa itu semua membuat Kyuhyun terlihat sangat menggoda. Buru-buru Jiyeon menggelengkan kepalanya saat pikiran-pikiran aneh itu meracuni otaknya, dan sialnya Kyuhyun melihatnya.

“Kau sakit ?” Kyuhyun berjalan mendekat kesisi ranjang dimana Jiyeon bersandar. Meletakkan punggung tangannya didahi istrinya, memastikan apakah Jiyeon demam atau tidak melihat barusan ia menggeleng-gelengkan kepala. “Kau tidak demam.”

“Gwenchanayo oppa. Apa kita bisa mulai ceritanya ?” Jiyeon berusaha keras terlihat biasa didepan Kyuhyun. Kyuhyun bisa saja menertawakannya habis-habisan jika ia mengatakan yang sebenarnya.

“Apa kau begitu penasaran dengan kisahku eoh ?.” Kyuhyun bergerak kesisi ranjang yang lain dan ikut menyandarkan diri diheadboard ranjang. Jiyeon tetap terfokus pada Kyuhyun yang menatap lurus kedepan seakan ia melihat kenangan masa lalu tepat dihadapannya.

“Aku takut meyakitimu Yeon-ah. Kau yakin masih ingin mendengar ceritaku ?.” Jiyeon mengangguk tanpa ragu, walaupun ini akan menyakiti perasaannya nanti namun Jiyeon bertekad untuk tidak menuruti egonya. Bukankah ia sudah berjanji untuk percaya sepenuhnya pada Kyuhyun.

Kyuhyun membuang napas sebelum akhirnya ia memulai kisahnya dimasa lalu. Berbeda dengan Jiyeon yang menceritakannya sejak ia masih kecil, Kyuhyun memulai ceritanya dengan kenangan dimasa SMA dulu, karena Kyuhyun merasa kenangan-kenangan indah juga menyakitkan dari hidupnya bermula saat ia duduk dibangku SMA.

10 menit sudah Kyuhyun bercerita dan Jiyeon masih terlihat serius mendengarkan. Benar-benar memerankan perannya sebagai pendengar dengan baik. Sesekali Jiyeon mengeluarkan satu-dua pertanyaan untuk menjawab rasa penasarannya. Hingga 15 menit kemudian Kyuhyun selesai menceritakan kisah hidupnya dan Jiyeon masih terlihat belum puas dengan apa yang Kyuhyun ceritakan. Kenapa kisah Kyuhyun begitu singkat, apa hanya itu kenangan yang mampu dia ingat. Huffftt … payah.

“Hanya itu ?. Kenapa singkat sekali, bahkan aku belum menceritakan semuanya kemarin. Dan oppa hanya butuh waktu 25 menit untuk bercerita. Apa ada yang oppa rahasiakan dariku.”

“Apa yang belum kau ceritakan padaku ?. Palli, cerita padaku sekarang.” Bukannya menjawab pertanyaan yang dilontarkan Jiyeon sebelumnya, Kyuhyun justru menyudutkan Jiyeon dengan pertanyaan dan perintahnya. Sebenarnya Jiyeon takut Kyuhyun akan marah jika dia mendengar ceritanya kali ini karena ini adalah rahasia yang ia pendam sejak dulu dan hanya ia dan Donghae yang tahu.

“Oppa harus berjanji tidak akan marah padaku ataupun pada Donghae. Otte ?” Kyuhyun mengerutkan keningnya mendengar nama Donghae yang ikut andil dalam kisah Jiyeon. Melihat Jiyeon yang begitu khawatir Kyuhyun akan marah, sepertinya ini rahasia dimasa lalu. Tapi apa hubungannya dengan Donghae.

“Aku tidak akan marah pada siapapun hanya karea kisahmu chagi, sekalipun Donghae Hyung ikut andil didalamnya. Ceritamu sebelumnya membuatku tidak lagi mencurigai kalian yang terlihat begitu akrab. Bukankah kalian hanya sahabat sejak kecil, jadi untuk apa aku marah. Kka, ceritakan.” Jiyeon menatap kedalam mata Kyuhyun mencoba mencari keberanian dari sana. Semoga Kyuhyun menepati janjinya untuk tidak marah setelah mendengar ceritanya.

“Sebenarnya…Sebenarnya oppa…oppa bukan ciuman pertamaku. Namja yang mengambil ciuman pertamaku adalah… dia adalah… Donghae.” Jiyeon merendahkan nada suaranya saat sampai dikata terakhir. Tidak ada respon dari Kyuhyun , Jiyeon memilih menundukkan kepalanya pasrah dengan reaksi Kyuhyun setelah ini. Apa keputusannya salah untuk menceritakan ini pada Kyuhyun, Jiyeon hanya ingin benar-benar terbuka dengan suaminya. Membagi apapun tentangnya pada pasangan hidupnya, walaupun itu rahasia besar sekalipun karena ia tidak ingin timbul kesalah pahaman nantinya.

“Oppa, kau boleh marah padaku tapi dengarkan penjelasanku dulu. Alasan kenapa aku menceritakan ini padamu…” Jiyeon bertahan dengan kepala menunduk tak berani menatap Kyuhyun yang ia tahu dari ekor matanya tengah menatap kerahnya.

“Ceritakan padaku bagaimana Donghae hyung bisa mencuri ciuman pertamamu. Ceritakan sejelas mungkin Cho Jiyeon.” Jiyeon menagkap amarah yang ikut keluar dari mulut Kyuhyun. sudah pasti Kyuhyun marah, suami mana yang tidak marah mendengar istrinya pernah dicium namja lain yang sialnya adalah temannya sendiri tepat dibibir, daerah paling keramat. First Kiss.

“Saat itu, aku mengantar Donghae kebandara untuk melanjutkan studynya di Jerman. Aku sangat terpukul mendengarnya akan meninggalkanku sendiri di Seoul, yang kulakukan hanya menangis sepanjang perjalanan menuju bandara. Aku tidak pernah menganggap serius ucapannya yang mengatakan selepas lulus nanti ia akan terbang ke Jerman untuk melanjutkan study disana. Donghae sudah mencoba menenangkanku dengan menjanjikan kalau ia akan pulang setahun setelahnya tapi bukankah ia akan tetap meninggalkanku. Aku menangis lebih keras dari sebelumnya saat pihak informasi menginformasikan pesawat yang akan ditumpangi Donghae akan segera lepas landas dalam 10 menit kedepan.” Jiyeon menghentikan ceritanya dan memberanikan diri mentap Kyuhyun yang nampak serius mendengaarkan dengan wajah yang memerah menahan emosi.

“Lanjutkan..”

“Saat itulah semua terungkap. Donghae mengungkapkan perasaannya padaku bahwa dia sudah mencintaiku sejak awal kami duduk dibangku SMA. Mendengar pengakuannya membuatku terkejut, sampai-sampai aku tidak sadar jika Donghae bergerak mendekat kerahku dan mencuri ciuman petamaku.”

“Apa kau membalas perasaanya ?. Kau… mencintainya ?” berbagai pemikiran negatif mulai bermunculan diotaknya, mengganggu kerja sistem sarafnya untuk berpikir jernih. Membayangkan Donghae melumat bibir mungil ranum milik Jiyeon membuat amarah serta napsunya naik. Napsu untuk segera menjadikan Jiyeon miliknya seutuhnya, dengan begitu sedikit dari rasa khawatirnya berkurang.

“Sejak awal aku hanya menganggapnya sebagai oppa ku sendiri. Aku tidak pernah mempunyai perasaan yang lebih terhadapnya. Apa masih perlu kujelaskan tentang siapa yang aku cintai sekarang ?” Jiyeon menatap dalam mata coklat elang milik Kyuhyun, mencoba mencari kepercayaan disana. Akankah Kyuhyun percaya padanya.

“Oppa..boleh aku minta satu hal padamu. Menceritakan hal ini membuatku merasa bahwa aku telah mengkhianatimu.” Kyuhyun menatap heran kearah Jiyeon. Apa Jiyeon akan memintanya untuk merestui hubungannya dengan Donghae. Andwae, itu tidak mungkin Cho Kyuhyun. Pemikiran yang konyol, buang jauh-jauh pikiran konyolmu itu kelaut.

“Apa yang kau inginkan..”

“Cium aku oppa, hapus jejak ini dari bi-” belum sempat Jiyeon menyelesaikan ucapannya, Kyuhyun sudah terlebih dulu menyambar bibirnya. ‘Dengan senang hati Cho Jiyeon.’.

 

Ciuman yang tadinya terasa begitu lembut kini berubah agak kasar, Kyuhyun melumatnya dengan menggebu, seakan tidak ada lagi waktu esok untuk mereka berciuman. Mungkinkah Kyuhyun meluapkan emosinya dengan mencium Jiyeon. Jiyeon bisa merasakan bahwa ciuman mereka kali ini sangat menuntut, Kyuhyun seperti sedang mengeluarkan sesuatu dari dalam dirinya. Entah itu apa, Jiyeon tak tahu pasti.

“Eungghhh…” lenguhan pertama keluar dari mulut Jiyeon saat tangan Kyuhyun merayap masuk kedalam piyama bagian belakangnya, mencari sesuatu yang mengait dibelakang dan melepasnya. Tanpa melepas ciumannya, Kyuhyun mendorong tubuh Jiyeon untuk berbaring dengan ia diatasnya.

“Kyuuhhhhh..” lenguhan kedua keluar saat Kyuhyun menurunkan ciumannya kesekitar leher Jiyeon. Kyuhyun menyesap dan sesekali mengigit leher putih Jiyeon guna memberi tanda-tanda kepemilikannya disana, menandakan jika gadis ini telah sepenuhnya menjadi miliknya, milik Cho Kyuhyun. Tidak ada yang berhak memilikinya bahkan jika itu Donghae sekalipun.

“Kyuuhh…appahhhh yang kauhhhhh laku..kannhhhhh..” Kyuhyun menghentikan aksinya mendengar suara Jiyeon yang terdengar begitu lirih, sarat akan orang yang tersiksa. Apakah Jiyeon belum siap jika Kyuhyun meminta haknya malam ini. Kyuhyun beranjak dari atas tubuh Jiyeon, kembali duduk di posisi semula sebelum insiden tadi terjadi. Saat itulah Kyuhyun dapat melihat wajah Jiyeon yang memerah padam dengan napas yang tersendat-sendat. Benarkah semenyakitkan itu. Rasa bersalah kini mulai menyelimuti hati dan perasaan Kyuhyun.

“Mianhae, tidak seharusnya aku memaksamu. Tidurlah, aku ingin mengambil minum dulu didapur.” Jiyeon menangkap kekecewaan diwajah Kyuhyun. Sungguh bukan maksudnya menghentikan aksi Kyuhyun tadi, dan jika boleh jujur justru ia sangat menikmatinya. Sudah saatnya Jiyeon memberikan semuanya pada Kyuhyun, sudah satu bulan lebih mereka menikah dan Jiyeon tahu Kyuhyun sudah menahan napsunya sejak seminggu yang lalu saat mereka sudah mulai tidur bersama.

“Oppa chamkaman…” Jiyeon mencekal tangan Kyuhyun sebelum si pemilik sempat menyentuh lantai.

“Jangan memaksakan dirimu Jiyeon. Tidurlah, aku tidak akan lama.”

“Bagaimana jika aku menikmatinya, apa kau mau melakukannya lagi.” Kyuhyun sedikit tersentak mendengar ucapan Jiyeon. Tidak biasanya gadisnya ini berani berkata sevulgar barusan. Sebesar itukah efek ciuman Cho Kyuhyun.

“Aku menginkannya oppa. Aku menginginkanmu. Jebal…kita lakukan ‘itu’ malam ini.” Kyuhyun kembali mendekat, mengikis jarak diantara mereka membuat Jiyeon tanpa sadar menahan napasnya. Ia gugup namun juga begitu menginginkannya, merasakan bagaimana rasanya berada dibawah kuasa Kyuhyun.

Kyuhyun kembali memulainya dari awal. Jiyeon memejamkan matanya dibawah tekanan bibir dan lidah Kyuhyun, ia mengerang ketika Kyuhyun mengigit bibir bawahnya dan lidahnya menjelajah mulutnya. Kyuhyun melepaskan ciumannya hanya agar ia bisa melepaskan piyama Jiyeon melalui kepalanya. Kyuhyun melemparkan piyama itu kesembarang tempat kemudian kembali mencium Jiyeon. Tanganya meraup payudara gadis itu, meremasnya pelan, membuat Jiyeon kembali mengeluarkan suara-suara aneh.

Desahan Jiyeon membuat Kyuhyun semakin menggila, ia berusaha bertahan dari desakan tubuhnya yang meminta untuk langsung dipuaskan,  tetapi ia harus bersabar karena ini pengalaman pertama Jiyeon. Kyuhun melepas ciumannya, bergerak turun mencium, menyesap, dan lagi-lagi mengigit leher putih Jiyeon menambah tanda merah disana. Puas dengan leher Jiyeon, Kyuhyun kembali bergerak turun menuju payudara Jiyeon yang sejak tadi hanya menerima service dari kedua tangannya. Kyuhyun kembali menyesap puncak payudara Jiyeon dan lagi-lagi menggunakan kemampuan menggigitnya untuk menciptakan kissmark. Jiyeon semakin mendesah nikmat dibuatnya, ia tidak pernah tahu dicium dan digerayangi seperti ini akan membuatnya seakan melayang hingga mencapai ujung langit tertinggi.

Puas dengan payudara Jiyeon, Kyuhyun bergerak kelokasi berikutnya. Namun sebelum itu, ia melepas seluruh pakaiannya dan juga sisa pakaian yang masih melekat ditubuh Jiyeon hingga mereka full naked. Jiyeon yang semula merasakan hawa dingin begitu menusuk hingga tulangnya kini berubah menjadi kehangatan karena aktivitas malamnya dengan Kyuhyun.

Percintaan itu semakin brutal saat dirasa jari-jari Kyuhyun memasuki lubang kewanitaan Jiyeon yang belum terjamah sama sekali, menimbulkan rasa perih di bibir miss V Jiyeon. Kyuhyun menambah kecepatan jarinya di dalam vagina Jiyeon, libidonya benar-benar menguasai akal sehatnya. Kyuhyun belum pernah sesemangat ini saat bercinta, apa karena disini Jiyeon adalah istrinya. Apapun alasanya ia tidak peduli, fikirannya hanya terfokus pada gadis yang sebentar lagi akan kehilangan kegadisannya yang tengah mendesah dibawah kuasanya.

“Lebihhh cehhpathh op…Akkhhh..” jeritan kecil dari mulut Jiyeon keluar saat ia berhasil mencapai klimaksnya yang pertama. Kyuhyun mengusap peluh yang mengalir dipelipis Jiyeon sebelum memulai permainan inti.

“Kau lelah ..? Bahkan ini baru akan dimulai .. Aku tidak akan melanjutkannya jika kau lelah.” Dengan cepat Jiyeon menggelengkan kepalanya menujukkan pada Kyuhyun bahwa ia dalam keadaan baik-baik saja dan masih kuat untuk melanjutkannya.

“Lanjutkan oppa.. Jebal.”

“Baiklah.. kau harus menahannya, ini akan menyakitkan diawal.” Kyuhyun mengocok pusat tubuhnya sebelum menyatukannya dengan milik Jiyeon. Setelah dirasa cukup, Kyuhyun mengarahkan kejantanannya kelubang vagina Jiyeon, memasukannya perlahan. Menekannya hingga rasa nyeri dan penuh terasa.

“Akhhh.. Kyuhhh…. Appooohhhhh.”

“Tahanlah sebentar Yeongie. Ini benar-benar sempithhh.” Kyuhyun berusaha secepat mungkin untuk menanamkan kejantanannya kedalam vagina Jiyeon agar Jiyeon tidak terlalu merasakan sakitnya,namun tetap saja sulit mengingat ini baru pertama kalinya untuk Jiyeon tentu saja lubang vaginanya masih sangat sempit. Kyuhyun kembali mengerahkan kekuatannya untuk memasuki Jiyeon lebih dalam lagi.

JLEB

 

Dan Kyuhyun berhasil dalam satu hentakan. Jeritan dan desahan Jiyeon maupun Kyuhyun menyatu memenuhi satu-satunya kamar yang ada dilantai dua kediaman keluarga Cho itu. Kyuhyun bergerak semakin cepat saat dirasa dinding miss V Jiyeon semakin menjepit kejantanannya, membuatnya mengerang berkali-kali merasakan sensasi aneh yang siap keluar dari penisnya.

“Kyuhhhhh….”

“Yeongiehhhhhh….”

“Akhhhhh…” desahan mereka bersamaan saat Kyuhyun berhasil mencapai pelepasannya dan menumpahkan spermanya didalam rahim Jiyeon. Akhirnya Jiyeon benar-benar menjadi miliknya seutuhnya. Kyuhyun bergerak membelai pelipis Jiyeon bermaksud membuang butir-butir keringat yang sudah menganak jagung disana. Jiyeon tetap memejamkan matanya, mengatur napasnya yang tersengal walaupun ia merasakan tangan Kyuhyun yang membelainya, Jiyeon terlalu lelah saat ini. Pelepasan berkali-kali sungguh menguras banyak tenaganya, belum lagi ia harus mengimbangi cara bercinta Kyuhyun, itu semua membuatnya kelelahan dan ingin segera tidur saat ini juga.

“Kau lelah ?.” Jiyeon hanya mengannggukkan kepalanya dengan mata yang setia terpejam merasakan dada hangat Kyuhyun menekan dadanya. Tidak lama setelah itu Jiyeon merasakan perih dibagian intimnya yang masih bertaut dengan pusat suaminya, akibat dari pergerakan Kyuhyun yang beranjak berbaring kesampingnya tanpa berniat melepas tautan tubuhnya.

“Jaljayo Yeobo.” Jiyeon tidak lagi mendengar suara apapun maupun merasakan apapun lagi setelah mendengar ucapan selamat malam dari Kyuhyun karena ia telah benar-benar terbang kedunia mimpi. Tak lama, Kyuhyun menyusul Jiyeon kedunia mimpi setelah sebelumnya menarik selimut hingga sebatas pundak guna menutupi tubuh polos mereka. Malam ini tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya, malam pertama dengan istrinya yang dengan bodohnya berusaha Kyuhyun singkirkan dulu. Benar kata pepatah, Benci menjadi Cinta dan Cinta menjadi Benci seperti kebenciannya pada Jiyeon dulu justru menumbuhkan benih cinta dihatinya dan cintanya pada Nara berganti menjadi benci yang menganak akar didasar hatinya bahkan diseluruh organ tubuhnya.

∞ My Married Life ∞

Matahari mulai menampakan sinarnya, Jiyeon terbangun tatkala suara ketukan pintu kamar terdengar olehnya, seorang pelayan memberitahukan bahwa Ny. Cho telah menunggu mereka sarapan di ruang makan. Dengan perlahan Jiyeon menggeser lengan Kyuhyun yang melingkar diperutnya yang hanya terhalang oleh selimut sebagai penutup tubuh polos mereka.

“Kau mau kemana ?” belum selesai menggeser, Jiyeon dikagetkan oleh suara Kyuhyun yang tiba-tiba sudah membuka matanya. ‘Bukankah tadi masih tidur ?.’

“Kapan kau bangun ? barusan aku lihat kau masih tidur.” Jiyeon mengutarakan keheranannya. Kyuhyun semakin mengeratkan pelukannya pada Jiyeon yang masih berbaring bersamanya, menghirup aroma khas tubuh Jiyeon. Kyuhyun tahu jika pagi ini mereka harus bekerja, ia juga tahu jika barusan pelayan yang bekerja dirumah memberitahu jika ibunya sudah menunggu diruang makan tapi Kyuhyun sama sekali tidak peduli. Ia hanya ingin Jiyeon tetap disampingnya jika bisa sehari penuh mereka tidak keluar kamar.

“Oppa, eommonim sudah menunggu kita diluar jadi menyikirlah aku ingin mandi.” Kyuhyun tak bergeming dan tetap mempertahankan posisinya. Jiyeon dibuat semakin heran dengan tingkah Kyuhyun pagi ini.

“Oppa…hari sudah semakin siang. Apa kau tidak bekerja? Hari ini aku ada rapat penting dengan pihak penerbit.” Jiyeon kembali mencoba menyingkirkan tubuh Kyuhyun dan lagi-lagi Kyuhyun menolaknya.

“Tidak bisakah kita seperti ini seharian penuh, jebal. Aku akan megambil cuti hari ini dan kuharap kau juga. Otte ?”

“Oppa, jika saja rapat hari ini hanya rapat biasa, aku pasti akan dengan senang hati sepanjang hari bersamamu. Tapi aku sudah bilang sebelumnya jika hari ini akan ada perwakilan dari penerbit, mianhae oppa. Aku janji, akhir pekan ini aku akan menggantinya. Otte ?” Jiyeon memasang aegyo nya berharap Kyuhyun mau melepaskannya. Kyuhyun terlihat memikirkan tawaran Jiyeon, jika dia tidak melepaskan Jiyeon dan membiarkannya bekerja maka impian Jiyeon untuk menjadi penulis dan mengeluarkan buku hasil kerjanya akan hancur karenanya dan kemungkinan besar Jiyeon akan sangat sedih. Bukankah Kyuhyun sudah berjanji tidak akan membuat Jiyeon menangis lagi.

“Emmm geurae. Mandilah, aku akan mengantarmu bekerja. Aku akan mandi dikamar mandi tamu.” Kyuhyun beranjak keluar dari selimut, mengambil bajunya yang berceceran dilantai dan memakainya tanpa mempedulikan Jiyeon memalingkan wajahnya menyembunyikan pipinya yang memerah. Apa Kyuhyun sengaja memakainya didepan Jiyeon?.

Jiyeon menghembuskan napas lega saat mendengar pintu kamarnya tertutup, menandakan jika Kyuhyun baru saja keluar dari kamar. “Apa dia tidak malu ?. Sebesar itukah dampak malam pertama ?”. tidak mau ambil pusing dengan sikap Kyuhyun yang semakin hari semakin aneh menurutnya, Jiyeon beranjak dari ranjang dan berlalu kekamar mandi.

∞ My Married Life ∞

Seperti hari-hari biasanya, jalanan kota Seoul tidak akan pernah senggang dijam kerja seperti ini. Kyuhyun dan Jiyeon menjadi salah satu dari berjuta manusia yang berada disituasi ini, beruntung Seoul terlepas dari yang namanya macet jadi tidak akan membuat mereka hawatir jika harus bangun lebih siang. Tidak butuh waktu lama bagi pasangan KyuYeon ini untuk sampai di Lee Company karena memang jaraknya dengan kediaman keluarga Cho hanya berselang 5 blok.

“Oppa tidak ingin masuk dan menyapa Donghae ?” Kyuhyun nampak memikirkan tawaran Jiyeon. Sudah lama Kyuhyun tidak bercakap-cakap dengan Donghae semenjak pengangkatannya menjadi CEO Cho Corp, sepertinya tidak salah jika ia menuruti tawaran Jiyeon. Lagipula hari ini ia juga terlanjur mengambil cuti, dan jika dipikir ulang bukankah ia bisa melihat Jiyeon lebih lama lagi.

“Baiklah.. kajja kita masuk bersama.” Jiyeon mengangguk dan bergerak membuka pintu mobil bersamaan dengan Kyuhyun.

***

“Jadi…”

“Mwo…”

“Tujuanmu.. seingatku kau tidak akan pernah mau membuang-buang waktumu hanya untuk bercakap-cakap selain itu menyangkut bisnis.”

“Wae..”

“Aishhh…tadi kau bilang ingin menyapaku karena lama tidak bertemu dan ingin berbincang-bincang tapi kenapa yang terlihat justru aku yang berusaha membangun percakapan disini.”

“Hyung…beruntung aku masih mengingatmu. Bawa Jiyeon kemari, baru aku mau bicara denganmu. Jiyeon bilang kalian ada rapat, kukira Jiyeon akan disini bersamamu jadi aku bisa terus memandangnya tapi ternyata..”

“Jadi kau berkunjung kesini hanya untuk melihat istrimu…?” seakan tak percaya dengan apa yang barusan dikatakan Kyuhyun, Donghae kembali mengulangi apa inti dari ucapan Kyuhyun sebelumnya. Dan Kyuhyun hanya mengangguk membenarkan.

“Benarkah kau Cho Kyuhyun yang kukenal ?. Cho Kyuhyun yang evil, cuek, dingin, kasar dan terkesan tak peduli dengan wanita itu, benarkah orang yang sama denganmu.?” Kerutan terlihat dikening putih lebar Kyuhyun. Apa salah jika suami ingin selalu melihat wajah istrinya, jika suami ingin melihat wajah istri orang lain itu baru salah. Kenapa Donghae bereaksi seolah Kyuhyun bukanlah Kyuhyun. Membingungkan .

“Ada yang salah denganku ?. Kurasa wajar jika suami ingin selalu melihat istrinya. Kau ini aneh sekali..”

“Kau yang aneh Kyuhyun. Bukankah kemarin kau bersikap tak peduli pada Jiyeon, dan sepertinya kemarin kalian bertengkar.” Kyuhyun sedikit terkejut mendengar penuturan Donghae, bagaimana namja dihadapannya ini tahu sikap Kyuhyun sebelumnya pada Jiyeon. Apa Jiyeon menceritakan semuanya pada Donghae ?. Disaat Kyuhyun berpikir dan Donghae yang memandang Kyuhyun keheranan, pintu ruang CEO Lee Company itu terbuka sontak mengalihkan perhatian kedua namja tampan didalamnya.

“Annyeonghaseyo Presedir Lee..”

“Oh anda sudah datang nona Kwon, silahkan masuk..”

Kwon ? mungkinkah ?

“Presedir Cho, lama tidak bertemu..”

“Kau…”

ᴥ To Be Continue ᴥ

16 respons untuk ‘My Married Life part 4

  1. ernielee_ berkata:

    annyeong sebelumnya aku baca di WP pinkimyroom part 1-3 tapi belum di next . aku coba nyari ternyata ketemu . gapapa kan aku lanjut baca disini dan lanjut coment disini 🙂
    salam kenal enny 93L .
    bangapta authornim 🙂

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar